Selamat datang di blog saya

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA............

HORAS !!!

Jumat, 10 Desember 2010

ISPO MILIK PERKEBUNAN INDONESIA

ISPO MILIK PERKEBUNAN INDONESIA

MEDAN, ​Menteri Pertanian, Suswono mengatakan bahwa tahun 2011 akan dimulai sertifikasi perkebunan sesuai Indonesia Sistem Palm Oil (ISPO) bukan lagi menggunakan RSPO yang selama ini disarankan untuk digunakan setiap perusahaan sawit di Asia Tenggara. "Kita akan buat standar sendiri, karena pembangunan perkebunan kelapa sawit selama ini juga harus memikirkan kelestarian lingkungan," katanya pada acara Peringatan Hari Perkebunan Nasional di LPP Medan, Jumat (10/12).
Menurutnya, standar RSPO yang selama ini diterapkan justru perusahaan yang menggunakan sertifikasi trsebut tidak bisa menikamti penetapan harga premium.
Suswono juga menampik bahwa pembanguna perkebunan sawit merusak lingkungan. "Pembanguna perusahaan Sawit tetap memikirkan kelestarian lingkungan," katanya.
Indonesia dan Malaysia kini merupakan produsen terbesar, sekitar 85 persen. Khusus di Indonesia, Suswono mengatakan akan menfokuskan sertifikasi ISPO pada sentra perkebunan rakyat.
Pada kesempatan itu juga, Suswono mnyampaikan bahwa saat ini harga CPO masih ditentukan Raterdam, setelah berlakunya ISPO, diharapkan harga akan ditentukan sendiri oleh Indonesia. "Tentunya akan tetap bisa bersaing dengan pasaran internasional," katanya.
Suswono dalam sambutannya pada acara hari perkebunan tersebut mengatakan bahwa saat ini peringatan hari perkebunan layak dilaksanakan. Perjungan para pendahulu untuk merebut perkebunan nusantara dari kolonial, tepatnya pada 10 Desember 1957.
Pembangunan perkebunan merupakan tulang punggung pembangunan nasional. Sebelumnya luas wilayh perkebunan masih sekitar 4,6 juta hektar, sejak 2009 lebih dari 20 juta hektar. Sedangkan pertumbuhan peran dan peruntukannya mencapai 3,45 persen secara bruto.
Keberadaan perkebunan di indonesia juga merupakan pendukung tersedianya bahan baku produksi di dalam negeri. Serta menjadi sumber pendapatan dan membuka peluang lapangan kerja.
Suswono menyampaikan bahwa pembangunan perkebunan juga sangat membantu dalam pembangunan daerah. "Banyak daerah sebelumnya terpencil, namun dengan masuknyta perkebunan, maka sudah lebih maju," katanya. Dicontohkannya yang dulunya sebuah dusun, kini sudah berubah menjadi desa bahkan kecamatan.
Target produksi nasional mencapai produksi yang lebih maksimal. Untuk itu diperlukan dukungan dan peran seluruh lapisan masyarakat. Supaya pembangunan perkebunan bisa mensejahterakan bangsa dan menjamin kelestarian lingkungan hidup.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diharapkan beberapa hal untuk di laksanakan seperti, upaya peningkatan produktivitas harus menjadi sasaran utama pelaku perkebunan. Integrasi perkebunan, dengan tumpangsari budidaya perkebunan harus lebih diperhatikan. "Sangat menyesalkan saat ini kita menjadi negara inportir ternak. Mudah-mudahan kedapan bisa berubah," kata Suswono. Ia menyarankan agar limbah sawit yang seharusnya bisa dimanfaatkan, agar dimanfaatkan. Terutama untuk pemanfaatan limbah daun, yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Selanjutnya ia mengingatkan bahwa perkebunan sawit bisa menjadi penyedia energy terbarukan, dan merupakan penerapan pembangunan berkelanjutan, sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara Indonesia. "Tidak ada pembangunan yang malah merusak lingkungan," katanya.
Peningkatan kemitraaan dengan masyarakat harus diperhatikan pelaku perkebunan.
Upaya lain, peningktan upaya nilai tambah, Peningkatan infrastruktur dan peningkatan pembangunan di tingkat perkebunan.
Suswono juga menyampaikan ucapan terimaksih kepada setiap kepala daerah yang melaksanakan pasar raya didaerah masing-masing untuk memperkenalkan produk perkebunan. Serta menyampaikan apresiasi atas kerja keras LPP untuk melaksanakan retouling, yaitu pembinaan dan mempersiapkan SDM agar siap pakai bekerja di perkebunan. Tidak hanya itu, saat ini SDM yang bekerja di perkebunan sebahagian besar adalah lulusan LPP.
Wakil Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pudjo Nugroho ST juga menyampaikan ucapan terimaksih kepada kementerian pertanian yang telah mempercayakan Sumatera Utara sebagai tuan rumah dalam perayaan hari perkebunan nasional ke 35. "Suatu kehormatan bagi kami dijadikan sebagai tuan rumah," katanya.
Pada kesempatan itu juga, Gatot menyampaikan kepada Suswono agar turut memperjuangkan anggaran bagi hasil dari perkebunan bagi pemerintah daerah. Saat ini ada 19 provinsi yang mengusulkan hal yang sama. "Dengan adanya bagi hasil, kami yakin Sumatera Utara khususnya akan menajdi daerah mandiri dan sejahtera," katanya.
Pada acara ini hadir Gubernur Sulawesi Selatan, Wakil Gubernur Kalimatan Tengah, Achmad Diran, Dirjen Perkebunan, Pelaku perkebunan baik besar maupun kecil, serta eselon satu di jajaran kementerian pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar