Selamat datang di blog saya

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA............

HORAS !!!

Senin, 03 Desember 2012

Isi Hidup Bagai Menikmati Lantunan Musik dan Lagu

Senang, nyaman dan tenteram rasanya bisa sejenak menikmati lagu dan musik sembari menemani matahari meninggalkan hari-hari ini. Rasa penat dan capek dalam tulang-tulangku terasa terangkat dan terlepas seiring lantunan lagu diiringi musik.

Hanya itu yang bisa sejenak bisa ku lakukan untuk menenangkan diri. Semua ku lakukan, semua sia-sia. Semoga bisa tetap musik dan lagu menenangkan hati ini.

Hati ini tak kan bisa lebih nyaman dari saat-saat seperti ini. Serasa dunia begitu indah saat-saat menikmati musik seperti ini. Selalu menjadi kebiasaan, saat usai buat laporan, baru bangun, dan saat-saat tak bisa berjalan pikiran ini. Musiklah jawabnya.

Terkadang lagu dangdut saat bangun tidur cukup membantu. Tentu dangdut yang remix dikitlah. Biar bisa lebih semangat dan bangkit dari mimpi ditengah malam. Yah, benaran. Coba saja kalau tak percaya.

Hehehe, tentunya semua tergantung pada apa yang kita rasakan saja. Kalau bisa kita lakukan itu dengan penuh hati, tentu akan lebih bermakna. Terkadang dengan menyanyikan lagu rohani juga cukup bagus di pagi hari. Mengganti saat-saat teduh kita. Karena tak semua suka membaca saat saat teduh.

Banyak lagu rohani yang bisa bangkitkan semangat saat pagi hari. Syukur-syukur juga bis menyenangkan hati Tuhan.

Tentunya, lagu duniawi juga tak kalah menarik. Semua harus diseimbangkan. Janganlah pula lagu duniawi melulu, sementara mencoba menikmati dan melantunkan lagu rohani yang bis memberikan kekuatan baru bagi tulang dan sendi-sendi kita, malah kita abaikan?

Semoga bisa memberikan sesuatu yang lebih baik ke depan. Salam
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Minggu, 02 Desember 2012

Jalani Hidup Penuh Kenikmatan....

Dunia memang tak bisa ditebak. Waktu semsakin bergulir dengan kencangnya. Kehidupan pun semakin berubah. Begitu juga kebutuhan hidup, senantiasa makin bertambah dan semakin canggih saja.

Hanya saja, sulit untuk mengerti sampai dimana batasannya nanti. Walau kadang kita harus berhadapan dengan sejuta keinginan (bukan kebutuhan), banyak tidak sadar dengan kemampuannya. Sehingga membawanya kepada sesuatu yang justru menjerumuskan ke kejian hidup.

Banyak yang beranggapan, hidup dengan ambisi itu ada kenikmatan tersendiri. Tak banyak yang sadar, ambisius akan memberikan sesuatu hal lain diluar nikmatnya hasil ambisinya jika berbuah manis.

Tergantung bagaimana seseorang merealisasikan ambisinya. Jika seseorang bisa memberikan sesuatu hal yang bisa membuat hidupnya lebih nyaman, tentu akan jadi demikian.

Yah, tak selalu berjalan mulus. Setiap perencanaan ada sisi gelapnya. Yang biasa disebut para pebisnis adalah resiko mengelola modal, baik kecil maupun besar. Semua ada risikonya. Namanya juga hidup.

Banyak hal yang justru kadang membuat lucu. Ada yang stress gara-gara ambisi, ada yang takut jatuh namun selalu berambisi. Inilah yang banyak terjadi saat ini. Seolah bingung dengan hari esok, padahal hari esok sudah tentu tidak ada yang tahu. Hanya harapan, akan terjadi hal terbaik saja.

Alam tidak akan marah jika kita menghargai dan melestarikannya. Bersahabat. Hanya itu yang dibutuhkan alam ini. Jangan ada merusak keseimbangan yang telah diatur yang kuasa. Janganlah pula ada yang mencoba merusak keseimbangan itu.

Kalau keseimbangan itu terjaga, maka alam ini akan tetap damai. Hari esok pasti akan baik, bahkan lebih baik dari hari ini. Yakinlah itu. Berharap, dan yakin akan hal itu akan membuat hidup lebih baik.

Sekedar hidup, jangan pula seperti itu. Tetap harus ada yang dikerjakan, tentu untuk hasil yang lebih baik dan memberikan yang terindah dalam impian itu. Meski harus diingat, yang kita kerjakan tak selalu seindah yang kita harapkan.


Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Adol Frian Rumaijuk

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Di Mana Hidupku Kini

Perjalanan hidup memang membingungkan, segala sesuatu terasa berlalu begitu saja. Tak ada yang bisa kulakukan, semua hanya untuk rutinitas yang tiada arti dan makna. Habis waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat itu.

Kini mencoba untuk berfikir ke arah yang lebih bermakna semakin terhalang oleh hal-hal lain. Semua hanya untuk sekedar bertegur sapa, tak ada waktu untuk lebih berfikir lebih luas untuk kedepan. Semua kulakukan rutinitas ini penuh dengan seksama.

Tak ada yang bisa terlewat, dibawah tekanan dan beban target yang harus diselesaikan setiap matahari terbit. Saat segala sesuatu kulakukan dengan penuh hati, terasa tetap hanya untuk sekedar mengisi hari-hari ini dengan penuh kelelahan.

Tidak satu pun yang bisa memberikan sesuatu hal yang membanggakan. Apakah memang tangpang ku seorang babu? Apa tampangku hanya sebatas pemuas lelah orang lain tanpa bisa memikirkan lelah yang kurasakan sendiri. Sedih terkadang jika hari berlalu hany bisa melakukan itu-itu saja, tak ada yang baru yang bisa aku tabung sebagai harapan hari berikutnya.

Semua hanya sekedar. Sekedar berusaha memenuhi target. Sekedar bisa makan. Sekedar bisa istirahat. Sekedar bisa mengeluh. Dan selalu dikatakan mengeluh. Apakah tidak ada ruang lagi untuk bisa memikirkan yang lebih baik? Apakah ini hidup sesungguhnya? Aku juga tak bisa mengerti, sampai kapan aku bisa menjalani ini semua.

Pengen berekspresi untuk menjalani hidup ini. Mencoba mencari kreativitas dan merajuk kesempatan utnuk hari esok. Tapi itu pupus, semua hanya untuk hidup sekedar. Tak ada yang bisa kulakukan lebih. Hanya sekedar. Hanya itu. Hanya seperti itu. Ingin berlalu dari kehidupan, sebab kegagalan selalu terbayang dibenak ku. Jika hanya mengalami proses perjalanan sekedar.

Aku sudah bosan dengan ini semua. Tuntutan datang dari mana-mana. Apa aku yang selalu terlalu mengeluh? Apa aku yang salah? Ya, aku yang salah. Terlalu bodoh untuk hidup di masa ini. Terlalu miskin. Terlalu lemah. Aku banyak salah. Banyak salah. Dan selalu salah. Makanya harus disalahkan selalu.

Saat-saat seperti ini, pikiran kemana-mana. Memikirkan hal-hal yang ingin digapai. Meski dikatakan tidak boleh terlalu ambisius, namun aku pikir akau harus tetap punya impian. Dimana aku bisa duduk bersama dengan keluargaku menikmati kehidupan ini. Tidak hanya melakukan rutinitas dan melayani keinginan mereka semua.
Setiap manusia diciptakan sama. Memiliki kelebihan dan kekurangan. Adanya keseimbangan akan membuat hidup terasa lebih baik. Terkadang, memang aku berpikir hidup ini tidak ada yang berpihak kepada ku. Dalam hal apa pun. Selalu terbayang tidak akan bisa menikmati hari esok lagi.

Senang rasaya saat sedang tak punya apa-apa. Ku serahkan kepada mereka semua. Tinggal aku bagaimana bisa membagi yang tinggal untuk kebutuhan ku. Setidaknya, saat aku pergi pada waktu yang tak ada yang tahu, aku telah berbuat walau tak seberapa. Hanya itu yang membuat aku kadnag bisa merasa tenang dan kembali bisa menghirup udara ke dalam tubuh ku.

Ku melihat semua kejadian yang ada di kehidupan ini, tak ada yang bisa menduga. Kepergian seseorang dimana, kapan, dan bagaiman. Terlintas dalam pikiranku, selama aku masih bagian dari dunia ini, tidak menutup kemungkinan kejadian sama juga akan menimpaku.

Hanya Tuhan yang tahu, kapan dan seperti apa akhirnya ini semua. Walau aku berusaha memikirkan hal-hal yang ingin ku gapai, jika Tuhan katakana tidak, terjadilah demikian.

Waktu berjalan semakin cepat. Masaku semakin dekat, dan belum ada yang ku perbuat. Untukdiriku sendiri pun belum ada yang kuperbuat yang bermanfaat. Seharusnya aku tidak bisa mengeluh dan merasa kalah akan kehidupan ini. Namun, inilah yang terjadi saat ini.

Saat aku tinggal disini, jauh dari semuanya. Jauh dari Tuhan, jauh dari keluarga, dan semuanya juga turut menjauh. Dimana aku sekarang berada dan berdiri juga aku tidak tahu. Kenapa bisa menjauh juga aku tidak tahu. Apakah ini jalan dunia ini untuk memisahkan aku dengan segala sesuatu yang aku miliki?

Kini penghujung tahun, semua orang mempersiapkan hari-harinya untuk menikmati kebersamaan dan berkat yang telah disediakn Tuhannya. Aku? Apa yang akan aku dapatkan? Apa yang harus kupersiapkan? Jauh dari Tuhan sangat menyiksaku, baik jiwaku dan pikiranku.

Walau kadang bibir ini tersenyum dan tertawa lepas, itu semua terasa hampa. Saat semua hanya membutuhkan aku ada dan hanya sekedar ada. Saat aku berada disekitar bait Allah pun, aku hanya memikirkan dunia. Semua untuk sekedar mengejar target. Tak bisa lagi menikmati apa yang sesungguhnya dibutuhkan jiwa dan kehidupanku.

Kukejar, walau aku sadar itu tidak akan bisa terwujud akalu tanpa petunjuk Tuhan.
Kebutuhan jasmani aku kejar kemana-mana, perjalanan jauh dan menghabiskan biaya aku lakukan untuk itu. Sementara Tuhan tidak pernah kukejar seserius aku mempertahankan kehidupan ini. Hanya menjaga perasaan teman dan sesama manusia, aku rela kemanapun. Namun menyisakan waktu untuk menyapa Tuhan aku tidak berusaha.

Kenapa dengan aku? Apa mungkin aku masih ada kesempatan untuk ke depan? Bagaimana aku harus melangkah ke depan? Ya, Tuhan! Dimana aku ini saat ini? Hidupku hampa, hidupku tiada arti saat ini. Benarkah aku ini masih ciptaan-MU yang sesungguhnya?

Tuhan… haruskah aku tinggalkan kehidupan ini? Harus bagaimanakah aku ini? Sungguh tersiksa batinku, Tuhan. Maafkan aku Tuhan selalu menuntut dan tidak tahu bersyukur atas kehidupan ini. Aku sungguh tak mengerti arti hidup ini sekarang. ####