MEDAN, Bangunan Bersejarah yang ada di Sumatera Utara (Sumut) pada saat ini keadaannya sangat memprihatinkan. Hal ini dinilai terjadi karena kurangnya perhatian dari pemerintah daerah dan Provinsi untuk melakukan pemberawatan. Pernyataan tersebut dilontarkan anggota Komisi B DPRD Sumatera Utara, T Dirkhansyah saat rapat kerja dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) di ruang komisi B DPRD Sumatera Utara, Rabu (2/2).
Tengku Dirkansyah yang biasa disebut Diki ini, mengatakan bahwa dirinya sangat prihatin dengan kondisi bangunan sejarah yang ada di Sumut saat ini. Menurutnya banyak bangunan yang tidak diperhatikan dan akhirnya menjadi hancur begitu saja. “Kalau dibiarkan terus menerus Sumut pasti akan banyak kehilangan bangunan-bangunan bersejarahnya,” katanya.
Diki juga mengatakan, sebagai warisan sejarah yang tidak ternilai harganya, tidak seharusnya dibiarkan begitu saja hancur. Pemerintah pemrovsu seharusnya menjaga dan memelihara bangunan-bangunan tersebut. Ia menilai dari bangunan-bangunan tua yang memiliki nilai sejarah yang kuat, juga bisa menghasilkan devisa untuk Sumut.
Tentu keberadaan bangunan tua sebagai peninggalan bersejarah akan membantu peningkatan kepariwisataan di Sumatera Utara. "Karena parawisata di suatu daerah itu dapat berkembang karena di dukung oleh adanya peninggalan bangunan bersejarah di suatu daerah," katanya.
Tengku Dirkansyah yang biasa disebut Diki ini, mengatakan bahwa dirinya sangat prihatin dengan kondisi bangunan sejarah yang ada di Sumut saat ini. Menurutnya banyak bangunan yang tidak diperhatikan dan akhirnya menjadi hancur begitu saja. “Kalau dibiarkan terus menerus Sumut pasti akan banyak kehilangan bangunan-bangunan bersejarahnya,” katanya.
Diki juga mengatakan, sebagai warisan sejarah yang tidak ternilai harganya, tidak seharusnya dibiarkan begitu saja hancur. Pemerintah pemrovsu seharusnya menjaga dan memelihara bangunan-bangunan tersebut. Ia menilai dari bangunan-bangunan tua yang memiliki nilai sejarah yang kuat, juga bisa menghasilkan devisa untuk Sumut.
Tentu keberadaan bangunan tua sebagai peninggalan bersejarah akan membantu peningkatan kepariwisataan di Sumatera Utara. "Karena parawisata di suatu daerah itu dapat berkembang karena di dukung oleh adanya peninggalan bangunan bersejarah di suatu daerah," katanya.
Untuk itu, komisi B DPRD Sumatera Utara menghimbau keada Dinas Budaya dan Pariwisata Sumatera Utara agar lebih memberikan perhatian, terutama pengelolaan serta pemberdayaan peninggalan masa lalu tersebut. “Jadi kami mengimbau kepada jajaran Pemerintah dan Dinas Parawisata Pemprovsu agar melakukan perhatian terhadap bangunan bersejarah dan melakukan perawatan terhadap cagar budaya tersebut," katanya.
Diki juga berpendapat bahwa bangunan bersejarah tersebut bisa menjadi salah satu identitas Sumatera Utara di dunia pariwisata.
Peningakatan citra pariwisata Sumatera Utara tentu harus mendapat dukungan dan dorongan dari masyarakat. Seperti dikatakan Kepala Dinas (Kadis) Parawisata Pemrovsu Naruddin Dalimunthe, perkembangan pariwisata itu merupakan suatu pekerjaan yang kolektif dan diperlukan adanya kerja sama yang sinergis dari masyarakat dan pemerintah.
"Ketika pemerintah berupaya untuk mengambil alih suatu peninggalan sejarah, agar bisa dibenahi banyak masyarakat menolak, dan malah mengkalaim bahwa bangunan bersejarah tersebut, merupakan peninggalan nenek moyang mereka, itu merupakan suatu kendala kami," katanya.
Jadi Naruddin berharap dapat dukungan dari masyarakat dan pemerintah daerah. "Yang pasti Dinas Parawisata akan berupaya menjaga dan merawat benda dan bangunan sejarah yang ada demi memajukan parawisata yang ada di Sumut,” katanya.
Naruddin juga masih optimis di masa kepemimpinannya sebagai Kepala Dinas budaya dan pariwisata, akan mampu mendongkraj pariwisata di Sumatera Utara. "Tentunya dengan dukungan seluruh masyarakat Sumatera Utara," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar