Selamat datang di blog saya

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA............

HORAS !!!

Sabtu, 12 Maret 2011

Kerukunan Umat Beragama Modal Ketahanan Nasional

MEDAN, Kerukunan umat beragama adalah bagian dari kerukunan nasional, yang berdasar pada ketahanan nasional. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) tentu bukan hanya dikaitkan dengan kerukunan umat beragama secara keyakinan. Melainkan berbicara tentang bangsa, berbicara tentang Negara  Kesatuan Republik Indonesia.


Maka untuk itu, kata Maratua Simanjuntak Ketua FKUB, kerukunan umat beragama adalah suatu modal besar bagi bangsa. "Jika bangsa ini memiliki jati diri sesuai dengan agamanya masing-masing, kerukunan akan terjadi sehingga jati diri bangsa akan tercipta," katanya di MAdani Hotel Medan Jl SM Raja, Sabtu (12/3).


Kalau semua umat mengamalkan ajaran agamanya, sesuai dengan ajaran agamanya akan terhindar dari konflik. "Tidak ada kekerasan, dan saya tidak sepakat dengan statemen yang mengatakan, karena dorongan agamanya lah sehingga melakukan kekerasan," kataya di sela acara dialog Peran Agama dalam Rangka Membangun Jati Diri Bangsa Menurut Agama Islam.


Seperti Ahmadiah, sesungguhnya yang menjadi masalah adalah pribadi-pribadi dalam organisasi tersebut. Namun dijadikanlah agama sebagai landasan dalam melakukan kekerasan itu. Padahal, agama manapun tak ada yang setuju dengan kekerasan. Agama tidak menyuruh seperti itu.


Harmonisasi yang dirasakan sejak kemerdekaan di mana bangsa ini sangat santun, rukun, dan elegan, kini sudah pudar. Jika itu masih bisa dipertahamkan, tidak akan terjadi seperti yang terjadi sekarang ini.


Sumut umpaanya, yang selama ini terkenal dengan kerukunan antar umat beragamanya, hal itu tentu di topang oleh adat dan tradisi. "Sekarang adat kita sudah mulai memudar juga, yang dipengaruhi oleh laju informasi. Karena informasi setiap saat berubah dari dunia luar," katanya.


Apa perbuatan yang dilakukan di suatu daerah akan sampai ke daerah lain dengan adanya informasi. Sehingga, bisa menimbulkan pendapat bahwa adat yang telah dianggap selama ini baik, justru perlu untuk penyesuaian. Padahal dengan penyesuaian tersebut tidak cocok dengan pola hidup yang dianut selama ini.


"Kita mencoba untuk mengajak budayawan, dan akademisi untuk menyadarkan kita, bahwa jati diri perlu ditegakkan," katanya.


Dalam acara dialog tersebut dihadirkan pembicara Prof Dr OK Sublihar MA dan Prof Dr H Nur A Fadil Lubis MA. Dalam dialog yang dipanitiai oleh Drs Amas Muda Siregar MBA MM tersebut, diikuti oleh kalangan masyarakat dan pelajar.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar