Selamat datang di blog saya

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA............

HORAS !!!

Selasa, 01 Maret 2011

Sumut Miliki Potensi Kerawanan

MEDAN, Sumatera Utara (Sumut) hingga saat ini masih tetap bisa menjadi percontohan bagi daerah lain dalam hal kerukunan umat beragama. Walau demikian, bukan berarti di daerah ini tidak ada potensi kerawanan yang bisa menimbulkan konflik agama. 

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut Maratua Simanjuntak melihat beberapa potensi yang bisa menimbulkan konflik di Sumut. Potensi pertama adalah pendirian rumah ibadah yang kerap tidak memenuhi persyaratan terutama mengenai persetujuan dari masyarakat sekitar.

Kalau tidak jeli, menurut Maratua, masalah ini bisa menimbulkan kerawanan. Hal seperti ini berpotensi terjadi bagi yang beragama Kristen karena banyaknya aliran atau sekte. Keinginan membangun gereja kadang tidak memenuhi persyaratan yakni persetujuan dari masyarakat sekitar.

 "Oleh karena itu kerukunan harus menjadi utama, sedangkan persyaratan lain adalah sebagai acuan," ujar Maratua disela-sela rapat koordinasi FKUB se-Sumut di Asrama Haji Medan, kemarin. 

Potensi kerawanan yang juga bisa memicu konflik, menurut Maratua, adalah tukar guling tanah yang di atasnya berdiri rumah ibadah.

Biasanya, lahan rumah ibadah ikut sebagai objek yang ditukar guling. Dia mencontohkan rencana pengusuran masjid di Jalan Timor Medan karena lahannya akan dijadikan sebagai pusat perbelanjaan atau kondominium. Rencana pengrusakan masjid ini pun sudah mendapat reaksi keras dari organisasi Islam. "Itu merupakan potensi yang sangat kuat dan cukup rawan," jelasnya.

Potensi lainnya adalah keberadaan rumah makan yang membawa aroma tidak baik kepada orang yang tidak memakan makanan tersebut. Hal seperti ini sudah terjadi di Sibolangit, Kabupaten Deliserdang. Untungnya, masalah ini cepat diselesaikan oleh pemerintah dan tokoh masyarakat setempat. 

Peredaran buku atau tulisan yang menyudutkan atau meninsta agama tertentu sebagaimana terjadi di Temanggung, Jawa Tengah belum lama ini juga bisa menyulut konflik antar agama. Di Sumut, masalah seperti ini sudah terungkap di Kabupaten Labuhanbatu. Oleh karena itu, Maratua berharap agar kepolisian segera menangani masalah seperti ini. 

"Jadi potensi-potensi ini memang ada tapi untung Sumut punya adat istiadat dan kearifan local yang kuat. Makanya kita bangga Sumut tetap aman. Makanya, yang kita lakukan sekarang ini adalah memelihara kerukunan," ujar Maratua.

 Pada pembukaan rapat tersebut, Maratua mengatakan bahwa salah satu program yang akan dikembangkan FKUB Sumut adalah membangun komunikasi atau dialog antar agama di sejumlah daerah. 

Wakil Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho dalam pidatonya mengatakan, semboyan kerukunan terjalin dan akidah terjamin semoga menjadi komitmen bersama masyarakat Sumut.

Dia mengakui, perkembangan zaman memang menghadapkan masyarakat pada perubahan segala sisi kehidupan yang juga berpengaruh pada hilangnya identitas dan jati diri bangsa. "Di tengah globalisasi dan arus info, maka pilar-pilar kebangsaan harus ditegaskan kembali. Rekonstruksi pilar kebangsaan harus dikomunikasikan dan didialogkan agar menjadi kenyataan," ujarnya.

Sejauh ini, menurut Gatot, Sumut memang masih menjadi salah satu yang terbaik di antara provinsi di Indonesia dalam hal kerukunan beragama.

Walau demikian, Gatot juga melihat potensi kerawanan yang bisa mengakibatkan konflik agama tetap ada. Permasalahannya, potensi itu harus dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan konflik."Yang lebih penting adalah membangun komitmen, tetapi juga agreement bahwa keyakinan adalah pesonaliti, tapi kerukunan adalah tanggungjawab bersama," tegasnya.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar