Selamat datang di blog saya

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA............

HORAS !!!

Minggu, 17 Maret 2013

Akankah Tanah Ranggitgit Kita Biarkan?

Memulai sesuatu yang lebih berarti untuk Huta Ranggitgit sudah menjadi kewajiban seluruh anak rantau yang berasal dan merasa memilikinya. Sungguh, sangat tersentuh untuk bisa memberikan sesuatu yang labih baik. Walau kecil, maunya para anak rantau agar segera membagi sedikit pikiran untuk kembali memperhatikannya.

Mau tidak mau, saat era globalisasi semakin merambah, tentu kita sebagai putra daerah tidak ingin daerahnya jauh tertinggal hanya karena ketidak pedulian para anak rantau. Padahal, tidak sedikit putra maupun putri dari daerah ini yang seharusnya bisa memberikan perhatian.

Kini, kondisi yang stagnan tidak menunjukkan adanya perkembangan yang dinamis. Mengikuti perkembangan zaman, masih saja pola pikir belum bisa diubah menjadi sesuatu yang lebih maju. Padahal, berkat yang diterima para anak rantau di perantauan juga tidak terlepas dari doa tanah para penghuni tanah Ranggitgit.

Secara sederhana saja, jika saja putra putri tanah Ranggitgit yang saat ini berada di perantauan menyisihkan Rp 50 ribu setiap bulan. Berapa besar pembangunan yang bisa dilakukan setiap tahunnya di desa mungil itu.

Ibaratkan saja anak rantau dari Ranggitgit 100 orang yang sampai saat ini masih di tano parserahan. Jika semua komitmen memberikan secuil dan tidak lebih besar dari biaya pulsa ponselnya setiap bulannya, mungkin banyak manfaat yang bisa diambil.

Bagaimana mengelola dana tersebut menjadi sebuah hasil dan dampak bagi keluarga yang ada di kampung halaman. Tentu generasi muda akan bisa berkoordinasi dengan para orang tua untuk lebih mengkombinasikan hal-hal yang lebih penting dipikirkan di kampung tercinta itu.

Karena, bagaimana pun ketika hal itu bisa dilakukan para anak rantau untuk Desa Ranggitgit, saat ini disebut desa. Namun beberapa tahun ke depan, tidak ada yang lebih kuat dari sistem di istana kita itu.

Kembali kepada komitmen bersama juga. Ketika, itu bisa kita lakukan. Maka apa pun yang kita pikirkan bersama, ketika kepadatan penduduk di ibu kota terjadi, kita telah menyediakan tempat dimana kita bisa kembali ke kampung halaman dengan disambut segala sesuatu yang mungkin untuk dikelola sebagai kelangsungan hidup.

Saat ini, jika saja kota-kota perantauan telah memaksa kita harus pulang ke kampung halaman, apakah kita akan kembali ke pollak dengan pola pertanian yang lama? Apakah kita tidak ingin ada pola baru yang justru bisa membawa perubahan

  yang lebih besar ketika kita kembali. Bukan disambut kelaparan, namun justru kita akan disambut oleh kemakmuran.

Memang tidak mudah menyatukan persepsi ini. Harapan dan keinginan tentu ada.

Saya yakin, saudara-saudara ku di perantauan juga memikirkan hal itu. Karena tak selamanya kita akan pulang diakhir tahun, atau saat ada pesta atau acara adat. Memang saat ini belum terjadi, dalam perjalanan alkitab juga itu dikatakan, bahwa suatu saat semuanya akan kembali ke tanah kelahirannya.

Apakah kita akan kembali ke sana dengan jalanan berlumpur, rumah-rumah sudah tua, dan kita meminta makan sama warga yang menyambut kita disana?
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Minggu, 10 Maret 2013

Ada Permulaan Pasti Berpenghujung

Hmmmm, ternyata banyak hal belum ku mengerti dalam hidup ini. Tidak ada sedikit pun yang bisa dibanggakan, saat melihat yang belum diketahui. Pengetahuan, wawasan, dan penjiwaan.

Persaudaraan, persahabatan, dan kekeluargaan. Semua yang kumiliki tiada arti dibanding yang lain. Terbisik di dalam hati, petuah yang kerap disampaikan para orangtua. Memandang ke atas tak harus menjadikan diri rendah, dan melihat kebawah tak bermaksud bermegah dan menjadi angkuh.

Lagi-lagi perumpamaan yang sesungguhnya sangat mendasar. Lebih baik tangan di atas. Padahal, sampai saat ini belum ada yang bisa ku perbuat selain hanya melakukan segelintir dalam kehidupan ini. Tak pantas dibanggakan, walau tetap harus disyukuri kehidupan yang sedang dijalani.

Mungkin menjadi gambaran, ketika harus menerima dan menjalani segala rutinitas dan segalanya hanya demi hari esok. Tak lebih dan tak kurang, selama kita bisa mensyukurinya.

Banyak hal, yang mestinya membuat ku bersyukur namun itu tidak kusadari. Justru membuat hidup semakin tidak bermakna dan semakin membenci sekelilingku. Segelintir semangat dan energy yang tersirat dan tertanam dalam sanubariku.

Meski demikian, banyak perkara di sekitarku yang menjadi pembelajaran. Banyak motivasi dan dorongan untuk tetap berupaya, hanya saja itu tak bisa ku mengerti. Sampai kapan harus menanti hasil kerja yang hanya satu kali dalam satu bulan ini.

Memang ku sadari, tak mudah melepas ini semua. Dan memulai dari awal lagi. Hanya bisa berharap, sembari berjalan dan menjalankan ini semua, akan ada pintu cerah untuk lebih baik ke depan.

Pertarungan setiap hari akan dilalui dengan penuh lika-liku. Baik itu masalah keuangan, pekerjaan, dan relasi. Semua pasti ada masanya. Tiada sesuatu yang bermula, kemudian tidak berpenghujung.

Ketika ada kemiskinan, berarti akan ada kekayaan. Sementara ada keterpurukan, berarti harus ada kebangkitan. Tinggal bagaimana memanggil jiwa-jiwa dan membakar api semangat yang lebih membara di tengah tubuh yang lemah dan penuh derita ini.####
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Rabu, 06 Maret 2013

Warga Gereja di Sumut Tergadai Oleh Lambang Salib

Hingga memasuki pertarungan lima pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut pada 7 Maret 2013, masih saja lambang salib bisa menipu kekristenan di Sumatera Utara. Ketika partai yang mengaku sebagai partai berlambang salib, mengusung salah satu calon tetap melakukan tipu muslihat. Meski sejak awal turut dalam dinamika politik busuk yang dilakukan terhadap RE Nainggolan.

Jika saja penipuan itu tidak terjadi, mungkin situasi akan berbeda. Dimana partai yang selama ini justru memperjualbelikan ideologi umat kristen di Indonesia lagi-lagi akan menjual ideologi itu.

Kenapa saya katakan demikian, nyata-nyata lambang salib itu hanya cara merangkul dan masuk di tengah masyarakat saja. Namun, nilai-nilai kekristenan tidak terkandung dalam partai itu sendiri. Hanya saat-saat ada pertarungan politik, maka akan mencoba kembali kepada garis dan ajaran alkitab. Selebihnya, masuk dalam politik "gelap".

Terbukti, tidak lolosnya dalam verifikasi untuk Parpol peserta Pemilu 2014 yang dilakukan oleh KPU pusat. Justru salah satu partai yang lengser dari daftar. Nah, apakah ini yang disebut partai salib yang disebut dalam kekristenan itu? Apakah benar-benar partai itu berlandaskan kekristenan? Atau hanya memainkan politik busuk mengatasnamakan kekristenan?

Kini, dalam mengusung calon Gubernur Sumut Parpol ini kembali mendoktrin dan mencoba merusak ideologi warga dan jemaat kristen. Dengan alasan, yang diusung partai salib adalah si X, yang jelas-jelas menjadi calon Sumut 1.

Sebagai masyarakat awam, saya sangat kasihan dan sedih melihat warga gereja saat ini. Yang diperalat dan akan turut membantu pembohongan dan penipuan yang dilakukan pasangan dan parpol tak berakhlak itu. Yang tidak memandang buluh, dan selalu mejebak serta menggadaikan segala cara untuk merebut kekuasaan itu.

Bagaimana mungkin? Seorang yang sejak lahir tidak tahu Sumut seperti apa justru ingin memimpin Sumut? Bahkan, bakal calon Gubernur juga tidak pernah dalam Sejarah proses Pilgub Sumut 2013. Tiba-tiba malah calon gubernur dan tetap memperalat kemiskinan dan keluguan warga gereja untuk mewujudkan cita-cita penipuannya.

Warga gereja seharusnya mampu melihat ini lebih jelas dan lebih bijaksana. Ketika organisasi gereja dilibatkan, dimana pendeta-pendeta justru sibuk mengurusi pasangan ini. Kini gereja sibuk membicarakan calon gubernur. Memang, peran gereja sebagai organisasi kemasyarakatan tentu secara langsung berkontribusi dalam penentuan masa depan Sumut ke depan.

Yang saya sayangkan adalah, ketika gereja terlibat dalam konstelasi politik yang salah. Dimana, jika sikap melihat parpol yang mengusung berlambang salib, atau seseorang calon yang bergama kristen, justru akan merusak demokrasi itu. Percayalah, kalau sajapun ada kemungkinan warga gereja memimpin Sumut, tidak akan dibiarkan oleh mereka (mayoritas). Itu akan menyulitkan ke depan, ujung-ujungnya Sumut yang kacau akan terjadi. Kemudian, orang yang tidak merasa memiliki Sumut akan tinggal diam dan akan memikirkan kepentingannya saja. "Orang harta, keluarga dan kampung halamanku bukan di Sumut. Cuma nenek moyang saja yang disana. Mau ribut, tibut aja loe".

Akan menjadi tamparan lebih keras lagi, ketika rencana busuk di balik ini semua akan terungkap. Dimana seseorang yang tiba-tiba ingin menguasai Sumut, berhasil duduk dan akan melakukan rencanannya.

Kan, sudah jelas. Dari beberapa kali debat secara live di hadapan seluruh warga Sumut, tak ada yang mereka bisa katakan dengan tutur yang sesuai alur dan sistematik. Tak ada yang terukur, dan justru seperti anak-anak yang mempertontonkan kebodohannya.
Bagaimana mungkin, yang tidak tahu ruang-ruang di sebuah rumah justru ingin langsung menguasai rumah saat ada masalah dalam rumah? Tentu harus lebih dahulu mendalami seluk beluk rumah. Bukan langsung ambil alih pengamanan.
Kini, warga gereja saya harap bisa mengerti dan paham kondisi ini. Agar tidak terprovokasi dengan partai berlambang salib. Ironisnya, salib juga bisa saja menjadi lambang para anak pank, dan iblis. Saat Tuhan Yesus disalibkan di Golgota, juga ada dua salib lainnya. Apakah itu semua salib gereja? Kan. Tidak! Di sisi lain, pendeta juga harus sadari itu. Apakah salib di gereja yang kau pimpin itu, salib Yesus?

Kepada warga Gereja di Sumut, saya minta cerdaslah. Jangan sampai imanmu tergadaikan hanya karena simbol-simbol itu. Ingatlah, kalau saja Parpol salib itu komitmen akan mengusung calon yang termajinalkan itu, maka parpol muncung putih akan kekurangan kursi. Namun, mereka juga bahkan mengikuti proses politik kapitalis itu. Ya sudah, makanya jangan sampai ikut tertipu.

Kini tinggal bagaimana, warga gereja bisa mengerti proses "penganiayaan" dan "penipuan" politik yang dialami RE Nainggolan. Bukan tidak bisa beliau maju sebagai calon perseorangan? Tapi hanya karena dijebak, akhirnya seperti ini.
Semoga penipuan tidak berlanjut ke depan. Horas Sumut!!!
Syalom..... Tuhan memberkati
#####

Jangan Lupa, 7 Maret 2013 di TPS masing-masing....

Silahkan pilih sesuai dengan keyakinan saudara-saudara. Tetap gunakan hak pilih, sebelum kekuasaan rakyat itu dikembalikan ke Parlemen.


Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone