"Saya kira, selaku salah satu partai pendukung H Syamsul Arifin menjadi Gubernur Sumatera Utara, pernyataan semacam itu sangat tidak empatik dengan keadaan yang sedang menimpa Pak Syamsul. Maaf saja, bagi saya itu terlihat sangat power oriented, berorientasi kekuasaan," ujar H Wagirin Arman, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sumut, kepada wartawan di Medan, Rabu (2/3).
Menurut Wagirin, kenyataan bahwa politik memang persoalan meraih kekuasaan jelas tidak bisa dibantah. "Akan tetapi upaya meraih kekuasaan itu juga harus dengan cara yang elegan, beretika, memperhatikan nilai-nilai. Masyarakat luas, dalam era keterbukaan seperti saat ini, menyimak setiap pernyataan, manuver, tidak tanduk para politisi. Dan dalam penilaian saya, pernyataan petinggi PPP itu tidak memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat, khususnya konstituennya sendiri," ujarnya.
Secara khusus, Wagirin juga menyoroti pernyataan Ketua DPP PPP Hasrul Azwar yang menyatakan mendukung upaya mendudukkan Fadly Nurzal, yang tak lain Ketua PPP Sumut ke posisi orang nomor dua di Diponegoro. "Pak Hasrul itu politisi kelas nasional. Saya rasa beliau sudah hapal luar kepala tentang politik yang beretika. Jadi saya agak terkejut juga membaca pernyataan beliau itu, apalagi mengingat bagaimana dekatnya hubungan personal beliau dengan Pak Syamsul. Apakah beliau sama sekali tidak mempertimbangkan perasaan Pak Syamsul membaca statement semacam itu?" katanya.
Sebelumnya diberitakan, PPP mengambil langkah untuk mengisi posisi orang nomor 2 di Pempropsu itu yang dipastikan lowong, jika nantinya Wagub sekarang Gatot Pudjonugroho naik tingkat menjadi Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara menggantikan Syamsul Arifin. Hal itu mencuat menyusul pemberitaan yang menyebut kasus Syamsul Arifin akan masuk ke persidangan pada minggu kedua atau ketiga Maret 2011.
Jika sudah disidang, maka Syamsul akan berstatus terdakwa. Sesuai UU Pemda, kepala daerah yang berstatus terdakwa akan diberhentikan sementara dan digantikan oleh wakil kepala daerah, dalam hal ini Wagubsu Gatot Pudjonugroho.
Dalam kaitan itulah PPP merasa memiliki hak untuk mendapatkan jabatan Wagubsu, karena merupakan partai pengusung pasangan Syamsul-Gatot pada pemilihan Gubsu 2008 lalu, berkoalisi dengan PKS. Sementara, Gatot merupakan kader PKS.
Namun dalam pandangan Wagirin, pernyataan Hasrul yang akan menjagokan Fadly itu bisa merugikan citra dan posisi Fadly sendiri. "Fadly itu politisi muda yang sangat potensial, dan pernyataan Hasrul yang akan memajukan dirinya itu, bisa dimaknai sebagai sebuah sikap ambisius dari Fadly sendiri, padahal tidak demikian adanya," kata Wagirin sembari mengatakan sangat percaya kepada idealisme politik khas politisi muda di diri Fadly Nurzal yang baru saja terpilih kembali menjadi Ketua DPW PPP Sumut itu.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT