menegaskan perlu komitmen yang kemudian dikuatkan dengan perjanjian menekan laju pertumbuhan penduduk. Meski laju pertumbuhan penduduk di Sumut relatif baik dan di bawah rata-rata nasional, tapi perlu keseriusan, mengingat Sumut merupakan propinsi dengan jumlah penduduk terbesar keempat di Indonesia.
Pernyataan ini dikemukannya saat memberi sambutan pada pembukaan Rapat Kerja
Daerah (Rakerda) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Sumut, di Hotel Madani, Selasa (1/3).
Menurutnya, lonjakan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali mengancam mengganggu banyak sektor, tak terkecuali sektor pembangunan dan ketahanan pangan yang saat ini isunya sudah mengglobal.
Sesui dengan tupoksinya, Rakerda BKKBN harus bisa menghasilkan komitmen dan
perjanjian menjadikan pertumbuhan penduduk yang sehat dan terkendali. "Jumlah penduduk sangat erat kaitannya dengan ketersediaan sandang, pangan dan papan yang menjadi kebutuhan setiap orang," sebutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gatot mengungkapkan berdasarkan data lembaga
kependudukan PBB UNFPA, penduduk dunia tahun 201 telah mencapai sekitar 7 miliar jiwa. Atau bertambah 1 miliar jiwa hanya dalam sepuluh tahun terakhir.
Sedangkan untuk Indonesia, selama sepuluh tahun terakhir jumlah penduduk bertambah 32,5 juta jiwa dengan rata-rata pertumbuhan 1,49 persen. Sedangkan penduduk propinsi Sumut pada tahun 2000 berjumlah 11,5 juta jiwa, dan pada tahun 2010 menjadi 12,9 juta jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk 1,11 persen per tahun.
"Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk sudah mengancam kita dan dapat mengakibatkan terjadinya berbagai krisis, seperti meningkatnya pembiayaan kesehatan reproduksi, angka buta aksara bertambah, daya
dukung dan daya tampung lingkungan juga semakin tidak seimbang, masalah sampah, banjir, kemacetan, kesulitan air bersih, issu perubahan iklim yang tidak menentu serta meningkatnya bebab pemerintah dalam pembiayaan," katanya.
Gatot juga meminta para pengelola program kependudukan dan KB di Sumut menyiapkan kebijakan dan strategi operasional, seperti menyusun segmentasi wilayah dan sasaran operasional yang tepat dengan
mempertimbangkan potensi kabupaten/kota, kecamatan hingga ke tingkat kelurahan/desa.
"Harapannya rata-rata kelahiran yang selama ini sudah baik di angka
3,5 bisa diturunkan lagi menjadi 3 di tahun depan," ujarnya.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar