Hal itu diungkapkan Ketua Fraksi Golkar DPRD Sumut Hardi Mulyono SE MAP kepada wartawan, Minggu (20/3) di Medan menanggapi deadlocknya Musda Pramuka Sumut yang berlangsung pada 15 – 16 Maret lalu.
"Kita memang merasa prihatin, dalam sejarahnya baru kali ini Musda Pramuka bisa deadlock. Kalau organisasi lain terjadi deadlock masih wajar. Tapi, itu terjadi di Musda organisasi Pramuka," ujar Hardi sembari mengungkapkan, deadlocknya Musda Pramuka, akibat kentalnya nuansa interfensi dari oknum pejabat dan Parpol menyusupi arena Musda.
Melihat kentalnya nuansa kepentingan Parpol masuk ke arena Musda, tegas Hardi, tentunya Kwarcab-kwarcab Pramuka yang ada di daerah tidak tinggal diam, sehingga terjadi tarik-menarik kepentingan dan berakhir deadlock, sebab mereka tidak mau organisasi tempat mangkalnya para generasi muda ini menjadi alat Parpol maupun kepentingan pejabat.
"Organisasi tempat pembinaan para remaja independen ini tidak mau disusupi para pejabat maupun Parpol, mereka masih ingin mempertahankan jati diri Pramuka yang independen," tegas Hardi yang juga Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut itu sembari mengigatkan semua pihak agar jangan membawa Pramuka masuk dalam ranah politik.
Seperti diketahui, ada sejumlah nama yang ikut dalam bursa pencalonan Ketua Kwarda Pramuka Sumut, diantaranya Wagubsu Gatot Pujonugroho, ST, Rajiman Tarigan, Drs H Bahdin Nur Tanjung, MM dan M Safi'i. Musda itu sendiri berakhir deadlock, karena para peserta masih menginginkan Pramuka tetap independen.
Berkaitan dengan itu, Hardi mengigatkan Wagubsu Gatot Pujonugroho, ST agar tidak mencalonkan diri jadi Ketua Kwarda Pramuka Sumut, sebab sangat tidak etis, Wagub yang nota bene Wakil Ketua Dewan Pembina Kwarda Pramuka maju menjadi Ketua Kwarda. Apalagi semua pihak menginginkan Pramuka tetap independen alias tidak masuk ranah politik.
"Ketua Kwarcab Pramuka se-Sumut juga diminta agar tetap jeli dalam memilih figure-figur ketua nantinya, agar Pramuka jangan sampai disusupi para pejabat maupun tokoh-tokoh Parpol yang ingin membawa organisasi tempat pembinaan para generasi muda itu ke ranah politik praktis. Kita semua menginginkan Pramuka independen," katanya.
Begitu juga Wagub, ujar Hardi, agar jangan terlalu ngotot mencalonkan diri menjadi Ketua Kwarda Pramuka Sumut, karena sebentar lagi akan menjadi Gubernur Sumatera Utara yang tentunya manyita waktu dan tugas berat.
"Kita berharap Wagub tetap konsentrasi menjalankan roda pemerintahan di Pempropsu, jangan dulu memikirkan yang macam-macam," katanya
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar