Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Wakil Ketua MPR RI, Farhan Wahid di Medan, Sabtu (9/4) didampingi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumatera Utara, Parlindungan Purba.
Menurutnya untuk mengurangi masalah terkait TKI yang diberangkatkan ke luar negeri bisa diminimalisir dengan langkah-langkah yang sebenarnya sangat konvensional. Langkah-langkah dimaksud berupa mengenalkan calon majikan dengan sicalon TKI. "Itu akan sangat baik," katanya. Hal itu menurutnya sangat efektif, serta adanya pendekatan secara emosional kedua belah pihak.
Ia berpesan agar seluruh TKI yang berangkat agar tetap menjaga nama baik negaranya. Untuk itu, keberangkatan yang prosedural akan sangat membantu memperbaiki nama baik negara. "Karena keberadaan TKI di sana, akan menggambarkan nama baik negara kita," kata Farhan.
Farhan juga menginformasikan cara menilai perusahaan jasa pengiriman TKI. Diantaranya adalah, melihat apakah ada asuransi ketenaga kerjaan dari perusahaan terkait. "Pokoknya dalam proseduralnya harus ada asuransi perlindungan TKI dan kerja sama dengan konjen atau embarkasi negara tujuan kerja," kata Farhan.
Kedisiplinan seorang TKI akan membawanya kepada kesuksesan dalam menjalankan pekerjaannya sesuai dengan kontrak yang ditandatangani. Diharapkan TKI yang hendak berangkat, harus benar-benar berniat bekerja. Bukan hanya karena tergiur dengan iming-iming yang dibeberkan banyak orang.
Sekitar seratus orang TKI yang akan diberangkatkan PT Mutiara Karya Mitra mengikuti pengarahan dari wakil Ketua MPR RI itu. Mereka akan diberangkatkan Rabu (13/4) nanti. Dan tujuannya adalah Malaysia.
Sedangkan Parlindungan Purba mengatakan bahwa yang menjadi masalah besar TKI adalah permasalahan sosial. "Terkait perilaku yang berkaitan dengan disiplin. Perjanjian kontrak mengatur segala sesuatu kedisiplinan, dan jika dilanggar tentu akan berakibat fatal," katanya.
Masalah sosial lainnya adalah masalah "boy friend". Masalah yang sangat sulit dihindari adalahpergaulan bebas, meski diberikan jam kerja tujuh jam ditambah over time jika diperukan, tetap saja masalah pergaulan bebas menjadi maslah. "Makanya sebelum diberangkatkan, mereka kita push agar disiplin," kata Parlin.(Afr)
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar