Mariono, seorang penjaga stand Museum Negeri di PRSU kepada wartawan, Senin (4/4/2011) mengatakan, Tagan Kicik merupakan tempat sirih Suku Karo. Suku yang terkenal suka makan sirih ini membuat bagian badan tagan kicik terbuat dari bamboo. Sementara alas dan tutup terbu
at dari kayu. Dihiasi motif Galumbang Sitepuken, dan Tapak Raja Sulaiman.
Sementara Osa-osa merupakan perangkat upacara adat Suku Nias yang terbuat dari kayu.
Wujudnya seperti binatang raksasa berkaki empat dalam posisi berdiri dengan mulut terbuka lebar. Lidah menjulur keluar, taring menonjol dan ekor tegak keatas. Pada bagian bawah terdapat alat kelamin dan buah dada yang menonjol. Osa-osa , kata Mariono pada masa lalu dipakai sebagai tempat memandu pada upacara ritual.
Koleksi yang Dipamerkan Selain kedua benda yang tergolong unik itu, Museum Negeri yang berada di Jalan HM Jhoni, Medan tersebut memamerkan benda tradisional lain seperti Rumbi. Alat ini berfungsi sebagai tempat menyimpan perhiasan suku Nias. Terbuat dari kayu. Pada bagian atas tutupnya terdapat ukiran berwujud babi.
Sahan. Tempat obat suku Toba, terbuat dari tanduk yang diukir. Kambu-Kambu. Tempat perhiasan Suku Nias. Terbuat dari rotan yang dibelah-belah.
Udes, tempat perhiasan Suku Simalungun, terbuat dari rotan. Ingan Tambar, tempat obat suku Karo, terbuat dari kayu dengan ukiran manusia.
Embat-Embat, tempat tepung tawar Suku Melayu, terbuat dari perak.
Busan, tempat beras suku Karo. Terbuat dari bambu dengan motif keret-keret ketadu dan ipen-ipen.
Buli-buli. Tempat obat suku Pakpak, terbuat dari porselin dan kayu.
Ingan tambar. Tempat ramuan obat Suku Karo. Terbuat dari porselin dan kayu berbentuk manusia menunggang kuda.
Tabu-tabu, tempat air suku toba. Terbuat dari labu berusia tua yang disimpan hingga kering dan dililit dengan pilinan rotan. Hombung Mini, tempat menyimpan perhiasan suku Toba, terbuat dari kayu. Juga ada Tambe, tempat air suku Karo terbuat dari bambo.
Ada juga photo yang dipajang, berupa photo masjid, istana dan makam. Mariono menjelaskan, Museum Negeri diresmikan pada 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Yoesoef. Namun peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Presiden RI Ir Soekarno pada 1945.
"Koleksi pertama museum ini adalah Makara. Makara ini Adalah Arca berwujud perpaduan ikan dan gajah. Ditengah mulutnya terdapat ragam hias berbentuk manusia. Inilah yang menyebabkan museum dinamakan gedung Arca," katanya.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar