AT adalah warga Jalan Alamanda Raya Perumahan Karang Sari Permai Kota Pematangsiantar ini mengadukan ZS, sesuai dengan Laporan Polisi (LP) Nomor 164/III/2011/SU/STR tanggal 5 Maret 2011, yang diterima oleh Kepala SPKT I, Aipda MJ Manurung. ZS dijerat dengan pasal 281 KUHP tentang tindak pidana kejahatan terhadap kesopanan.
Dalam pengaduannya, korban menyebutkan pelecehan itu terjadi di Hall Laponta Dalam pengaduannya, korban menyebutkan pelecehan itu terjadi di Hall Laponta Siantar Hotel Jalan WR Supratman Pematangsiantar, pada akhir Februari 2011. Pada saat itu, korban bersama dua rekannya menemani rombongan pengurus Partai Hanura Sumatera Utara, Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun menikmati hiburan karaoke di Hall Laponta hingga larut malam.
Oknum Ketua DPD Hanura Sumut yang sudah dipengaruhi minuman beralkohol, itu mengajak korban berjoget disaksikan pengurus lainnya. Saat asyik berjoget, tiba-tiba terlapor menarik baju korban hingga tersingkap. Bahkan Ketua Fraksi DPRD Sumut itu melakukan perbuatan tidak senonoh pada tubuh korban.
AT sama sekali tidak menyangka ZS akan melakukan perbuatan seperti itu apalagi statusnya merupakan pengurus partai politik. Korban memilih mengadukan peristiwa itu, karena perbuatan pelaku sudah sangat tidak sopan dan mencemarkan nama baiknya.
Kapolres Pematangsiantar melalui Kasubbag Humas AKP Altur Pasaribu, Minggu 6 Maret 2011 membenarkan adanya pengaduan korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan ZS. Menurutnya, dalam pengaduan itu, oknum ZS disebutkan sebagai pengusaha. Namun Altur menuturkan siapapun pelaku tindak pidana akan diproses sesuai aturan hukum yang ada.
Saat saat ditemui di di kediamannya di Jl Sei Besitang No 4 Medan, Zulkifli menampik laporan tersebut. "Itu tidak benar. Itu hanya persaingan internal partai," katanya, Minggu (6/3) sore.
Dia juga tidak ingin menjelaskan apa yang terjadi di Hall Laponta waktu itu, karena menurut dia tidak ada yang perlu di jelaskan. "Acara itu hanya untuk menjalin kekompakan dalam partai. Saya ingin membangun partai ini menjadi besar," katanya.
Ia yakin bahwa laporan tersebut rekayasa, seseornag yang merasa tersingkir dalam pemilihan ketua DPD Hanura Sumatera Utara beberapa waktu lalu. "Korban pun tak ku kenal, bagaimana saya mau jelaskan," katanya.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar