Fokus pada pembangunan jaringan irigasi karena mengingat luasan lahan sawah tadah hujan yang berada di Pantai Timur yang mencapai 20530 ha sangat tergantung pada jumlah curah huja. Jika jaringan irigasi tersedia maka musim tanam di lahan tersebut tidak akan tertunda hanya karena curah hujan.
Saat ini secara keseluruhan jaringan irigasi di Sumatera Utara, 40 persen dalam kondisi rusak atau tidak baik dari sekitar 132.254 hektare luas irigasi di Sumut. "Bukan berarti tidak berfungsi, namun ada yang bocor atau terjadi sedimentasi," kata Kepala Dinas Pertanian M Roem di Medan, Jumat (18/3). Kondisi ini bisa dikatakan menjadi kondisi kurang baik atau membutuhkan perbaikan.
Maka untuk itu, Roem berharap pembangunan pertanian akan difokuskan kepada pembangunan infrastruktur yaitu jaringan irigasi. Ia juga mengatakan petani sangat memiliki peran penting dalam hal pemeliharaan jaringan irigasi agar masa pakainya juga bisa lebih lama.
"Karena perawatan jika dilakukan secara berkala akan bisa membantu awetnya jaringan irigasi. Tentunya itu bisa dilakukan orang yang aktif di wilayah persawahan," kata M Roem. Bukan berarti mengurangi fungsi dari instansi terkait, melainkan untuk kesinambungan jaringan irigasi.
Roem menjelaskan, Dinas Pertanian Sumut pada dasarnya hanya menangani irigasi tertier, kwartier dan irigasi desa atau yang bersentuhan langsung dengan petani sebagai pengguna. Di Sumut penanganan irigasi menjadi tugas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumut. Sedangkan irigasi primer ditangani oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Oleh karena itu, dia berharap Kementerian PU memperhatikan masalah ini.
Peningkatan produksi pangan khususnya padi di Sumatera Utara, Roem juga mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang menyiapkan program untuk mengaktifkan lahan tidur. Lahan tidur yang telah dipetakan di Sumatera Utara mencapai 285000 ha. "Kita telah meminta agar pihak kabupaten kota melakukan pemetaan lahan tersebut sesuai potensi lahan masing-masing secara detail termasuk mengenai iklimnya.
Dengan demikian diharapkan, pemanfaatan lahan bisa dimaksimalkan nantinya. "Jika lahan sudah dimanfaatkan sesuai dengan potensinya, tentu akan memaksimalkan produksi," kata Roem.
Hal lain yang akan dilakukan dinas pertanian Sumatera Utara untuk peningkatan produksi pertanian demi ketahanan pangan, akan diadakan pencetakan sawah seluas 3200 ha yang tersebar di Sumatera Utara. Pencetakan sawah dilakukan untuk mengantisipasi alih fungsi lahan pertanian, khususnya sawah.
Pengalih fungsian lahan pertanian khususnya lahan sawah tiap tahunnya terjadi. Sehingga luas lahan sawah semakin berkurang. Pada tahun 2009 luas lahan sawah 483.325 ha dan berkurang sekitar 0,56 persen menjadi 480627 ha tahun 2010. Dan lahan pertanian bukan sawah pada tahaun 2009 seluas 1159162 ha berkurang sekitar 1,73 persen pada tahun 2010 menjadi 1139165 ha.
"Ke depan, kita harapkan ini tidak terjadi lagi dengan dikeluarkannya undang-undang yang mengatur pengalih fungsian lahan yang sedang dibahas di DPR RI saat ini," kata Roem.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumut Setyo Purwadi juga menghawatirkan terjadinya laju perubahan fungsi lahan pertanian di Sumut. Jika terus dibiarkan, kondisi ini akan menggangu ketahanan pangan di Sumut. Tidak hanya itu, petani juga dihadapkan pada perubahan iklim yang ekstrem. Oleh karena itu, dia berharap agar konversi lahan pertanian ini segera dihentikan. "Kita harus mencegah konversi lahan produktif," ujar Purwadi.
///Produksi Gabah Per April 2011 Sesuai Target////
MEDAN, Kondisi produksi gabah di Sumatera Utara diharapkan bisa ditingkatkan di Sumatera Utara. Berkaitan dengan permintaan pemerintah pusat saat teleconference Presiden Republik Indonesia, SBY dengan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pudjo Nugroho ST beberapa waktu lalu, Sumatera Utara harus mampu memproduksi padi per April 2011 harus mencapai 1,56 juta ton.
"Ini bukan tidak mungkin dicapai, karena saat ini produksi gabah kering giling Sumatera Utara sudah mencapai 909 298 ton per Februari 2011," kata Kepala Dinas Pertanian Sumatera Utara, M Roem di Medan, Jumat (18/3). Ia yakin betul bahwa kondisi saat ini tidak menutupi kemungkinan capaian produksi per April akan terealisasi 107,6 persen.
Angka target capaian itu diperoleh dari angka yang disepakati pada pertemuan workshop dengan kepala dinas kabupaten/kota se Sumatera Utara beberapa waktu lalu.
Pada tahun 2010 produksi padi Sumatera Utara mencapai 3.586.862 ton dengan luas lahan 752.019 ha. Hal itu bisa diperoleh dengan menempuh anomali iklim yang sangat berpengaruh pada tingkat produksi padi. Disebabkan adanya penundaan masa tanam di 20530 ha lahan sawah tadah hujan di Pantai Timur Sumatera Utara.
Namun untuk tahun 2011 dianjurkan agar musim tanam dipercepat, karena kondisi curah hujan sejak Desember 2010 sampai Februari 2011 cukup untuk musim tanam. Dengan demikian diharapkan bisa memaksimalkan produksi di tahun 2011.
Seperti disampaikan oleh Roem, produksi padi diprediksikan untuk tahun 2011 mancapai 3.656.983 ton, dan tahun 2012 mencapai 3.851.125 ton dengan kenaikan 5,31 persen. Maka untuk itu, ia berharap dengan percepatan musim tanam akan memungkinkan dilakukan untuk dua atau tiga kali musim tanam. "Tentu akan menaikkan produksi, serta swasembada berkelanjutan bisa dipertahankan," katanya.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar