"Saya sangat apresiasi dengan aliansi pengendali dampak rokok Sumut ini. Insya Allah kita akan gagas Pergub (peraturan gubernur) pengendalian dampak rokok. Pergub ini akan mengatur orang merokok terutama di ruang pelayanan publik di jajaran Pemprovsui," tukas Wagubsu saat menerima pengurus Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan dan Tim Kerja Aliansi Pengendalian Dampak Rokok di ruang kerjanya, Senin (14/3).
Disebutkan Wagubsu, membuat pergub pengendalian dampak rokok lebih dimungkinkan ketimbang peraturan daerah (Perda) tentang rokok. Sebab proses pembuatan perda akan memakan waktu lama dan anggaran yang tidak sedikit."Lebih tepat perda tentang rokok dibuat di kabupaten/kota. Sebab mereka punya wilayah," papar Gatot.
Kata Gatot, setidaknya dengan adanya pergub tentang pengendalian rokok, akan ada aturan merokok di ruang-ruang pelayanan public dan di dalam kantor di jajaran Pemprovsu. "Kita akan buat stiker-stiker di sudut-sudut ruangan mengingatkan orang agar merokok di ruang yang disediakan untuk merokok," ucap Gatot.
Dia juga menyarankan tim kerja aliansi pengendalian dampak rokok dan AJI Medan melakukan road show ke daerah-daerah di Sumut mengkampanyekan pentingnya menata area yang dibolehkan untuk merokok. "Ini penting, agar perokok pasif tidak kena bahaya rokok," tutur Gatot.
Ketua Tim Kerja Aliansi Pengendalian dampak rokok, Tikwan Raya Siregar menyebutkan, isu rokok dan dampaknya telah menjadi agenda masyarakat dunia. Bahkan katanya, WHO mengeluarkan kerangka kerja pengendalian dampak tembakau tersebut. "Gerekan ini bukan anti atau melarang orang merokok, tapi bagaimana merokok dengan beradab," sebut Tikwan.
Menurut Tikwan, agar orang mau merokok secara beradap utamanya di kantor-kantor jajaran Pemprovsu perlu adanya refulasi berupa pergub yang mengatur orang merokok. "Penting ada regulasi yang membatasi dampak rokok, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.
Disinilah pentingnya pengaturan ruang-ruang bebas rokok," tukasnya. Masih kata Tikwan, di ibu kota Jakarta dan Negara-negara maju seperti Malaysia, Singapura dan Inggris, pengaturan tentang area yang diperbolehkan untuk merokok telah diatur secara ketat.
Bahkan katanya, di Inggris, sangat sulit mencari ruang untuk bisa bebas merokok. "Ternyata dampaknya cukup positif, angka pertumbuhan perokok baru di sana minim," bebernya. Ketua AJI Medan Rika Suartiningsih menambahkan, AJI Medan begitu peduli dan berperan dengan gerakan pengendalian dampak rokok. Katanya, jika tidak diatur, orang akan merokok sembarangan.
Akibatnya, orang-orang yang tidak merokok seperti anak-anak dan ibu hamil akan menjadi korban. "Selaku jurnalis, kita punya tanggungjawab dan peran mengkampanyekan bahaya dampak rokok ini," papar Rika.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar