Hentikan Polemik SBY-Sultan Demi Keutuhan NKRI
MEDAN, Pemerhati politik, hukum dan sosial asal Sumatera Utara, RAY Sinambela,SH meminta agar polemik antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) dan Sri Sultan Hamengkubuwono X dihentikan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apapun alasannya sesama anak bangsa (pribumi) tidak boleh bertikai apalagi berpolemik. Disisi lain orang-orang atau oknum tertentu harus bisa menahan diri apalagi memprovokasi.
RAY Sinambela mengemukakan, sesama anak bangsa harus berpikir positif dan saling menjaga agar negara tetap dalam suasana kondusif serta jauh dari agitator. Oleh karena itu, demi keutuhan bangsa SBY dan Sri Sultan juga harus mewaspadai orang-orang atau oknum yang memecah belah yang dinilainya sebagai gaya lama identik dengan gaya komunis dan tidak ada yang merasa benar dan dipersalahkan.
Sebab menurut RAY lagi, habitat bangsa pribumi (Indonesia Bersatu) sudah teruji sejak dahulu kala dengan karakter masyarakat yang susah dipecah-belah.Meski diakui, hubungan antara SBY-Sultan kurang harmonis, tetapi harus juga diakui niat Presiden SBY tetap baik. Presiden sebagai lambang kenegaraan harus dihargai dan wajib dihormati, jikapun ada statemen SBY tentang monarkhi DIY Jogja tetapi alangkah baik jika diterjemahkan tetap dalam lingkup menjaga keutuhan NKRI.
Lebih jauh, RAY Sinambela mengemukakan, belajar dari polemik antara SBY-Sri Sultan, yang bermuara adanya perlawanan masyarakat Jogja apalagi niatan membuat referandum, RAY menilai, sepertinya polemik SBY-Sultan ini diperuncing oleh pihak-pihak tertentu bahkan ada keinginan pihak lain agar negara ini tetap dalam ketidakpastian agar para koruptor bebas menikmati uang korupsi.
"Polemik ini harus dihentikan demi keutuhan NKRI, politik adu-domba adalah gaya lama sama dengan PKI dan harus diwaspadai bahaya laten yang mengancam kehidupan berbangasa dan bernegara dan semuanya menahan diri," tandas RAY Sinambela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar