Dalam acara yang berlangsung hikmat itu, Sumono mengharapkan agar mahasiswa Program Studi Keteknikan Pertanian yang tergabung dalam Imateta agar tetap fokus dalam menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa. Ia juga menjelaskan kepada mahasiswa apa saja yang menjadi faktor penetu keunggulan suatu negara seperti disampaikan Dodi Andika dalam tulisannya.
Sumono menjelaskan bahwa penentu-penentu itu adalah inovasi dan kreativitas sekitar 45 persen, Jejaring sekitar 25 persen, Teknologi sekitar 20 persen, dan Sumberdaya Alam yang hanya 10 persen. "Jadi yang paling kuat adalah inovasi dan kreativitas," katanya.
Meskipun, katanya, sumber daya alam melimpah namun jika inovasi dan kreativitas tidak ada akan sia-sia. Jadi dosen yang juga mengajar di Program Studi Keteknikan Pertanian FP USU ini mengaharapkan agar mahasiswa yang tergabung dalam Imateta menumbuhkan inovasi dan kreativitas.
Dalam acara yang dihadiri seluruh mahasiswa Keteknikan Pertanian ini juga disuguhkan bagaimana Indonesia bisa bangkit dari keterpurukannya. "Indonesia harus diisi dan dikelola oleh insan-insan yang berahlak mulia, cerdas dan kompetitif. Pendidikan adalah satu diantara pilar utama dlm membentuk insan-insan Indonesia yang berahlak mulia, cerdas dan kompetitif. Dan Pendidikan bukan sekedar proses pengayaan intelektual, tetapi juga menumbuhkan benih-benih adab manusia," kata Sumono menjelaskan.
Imateta adalah organisasi yang dibentuk berasaskan kekeluargaan, sehingga dalam organisasi tersebut diharapkan bisa saling menyokong satu dengan yang lain. Seperti dikatakan ketua Imateta periode 2010/2011, Tika Siregar, bahwa Imateta adalah organisasi yang berdasarkan kekeluargaan. "Tidak mengenal bagi siapa ruang yang palin luas dan bagi siapa yang paling sempit, semua adalah sama," katanya.
Tika juga menyampaikan, bahwa saat ini Imateta FP USU, telah tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Teknik Perntanian Indonesia (Imatetani). Bergabungnya Imateta dengan Imatetani diharapkan mampu menumbuhkan inovasi baru bagi mahasiswa khususnya anggota Imateta.
Ekkel Pranata Perangin-angin, perwakilan dari alumni Program Studi Keteknikan Pertanian mengatakan emoga dies natalis ini bisa menjadi momentum untuk bangkit kembali. "Selama ini memang sudah mulai nampak, kami harapkan agar lebih besar lagi," katanya.
Ketua Program Sturdi keteknikan Pertanian, Ir Edy Susanto MSi juga mengatakan agar mahasiswa yang tergabung dalam Imateta bisa menjadi panutan di tengah kampus maupun di tengah masyarakat.
Mahasiswa juga dibekali dengan istilah bahwa saat ini, kuliah bukan hanya untuk mencari pekerjaan. Melainkan untuk lebih menumbuhkan inovasi dan kreativitas.
Secara singkat Edy menerangkan asal muasa program studi keteknikan pertanian. Sebelumnya yang ada adalah ikatan mahasiswa teknologi, dan sejak tahun 1996 memisahkan diri dan membentuk program studi teknik pertanian yang kemudian berubah menjadi Program studi keteknikan pertanian.
Pembentukan program studi berdasarkan SK Dirjen Dikti no 163/Dikti/Kep/2007 tentang penataan kondifikasi Program studi pada Perguruan tinggi.
Ada pun visi dan misi Program Studi Keteknikan Pertanian adalah, menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan/atau profesional dengan dengan kemampuan keteknikan pertanian. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan Teknik Pertanian dan pengembangan penerapannya untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat dan memperkaya aset nasional. Dan memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan dalam pembelajaran dan pemodernisasian cara pembelajaran.
Pembicara lain yang diundang dalam diskusi panel ialah, Syaril A Hasibuan MSi dari dinas pertanian, dan Hakim Sitompul alumni ke dua Teknik Pertanian USU.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar